Tipikornews.com JAKARTA, 3 September 2025 – Gelombang protes rakyat yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Ibu Kota Jakarta, telah menyisakan duka dan pertanyaan besar. Menanggapi situasi genting ini, Pakar Hukum Internasional dan Ekonom, Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH, MH, mendesak Presiden RI Jenderal Haji Prabowo Subianto untuk segera bertindak. Ia meminta Presiden memerintahkan kementerian terkait berkolaborasi dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI membentuk tim khusus guna mendata, mengevaluasi, dan menangani permasalahan korban aksi demonstrasi.
Dalam keterangannya kepada para pemimpin redaksi media, Selasa (2/9/2025), dari kantornya Markas Pusat Partai Oposisi Merdeka (POM) di Jakarta, Prof. Sutan Nasomal menyoroti banyaknya korban berjatuhan, baik dari aparat maupun masyarakat sipil, mulai dari luka ringan, sedang, hingga cacat, bahkan meninggal dunia, akibat peristiwa demo sepekan terakhir.
"Akibatnya terjadi banyak korban baik tewas, luka-luka ringan, sedang, bahkan cacat dibuatnya atas terjadinya peristiwa demo yang terjadi selama seminggu belakangan ini," ujar Ketua Umum Partai POM ini.
Prof. Sutan Nasomal secara khusus menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban, baik mahasiswa maupun masyarakat. Ia berharap insiden serupa tidak terulang kembali.
Komnas HAM Jangan Bungkam: Ribuan Orang Ditangkap, Kekerasan Oknum Aparat Terjadi!
Dengan tegas, Prof. Sutan Nasomal menyerukan agar Komnas HAM tidak berdiam diri, terutama mengingat data Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang menunjukkan penangkapan terhadap 3.195 orang massa demonstran yang terlibat aksi ricuh. Dari jumlah tersebut, 55 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, dan 2.753 lainnya masih dalam tahap pemeriksaan.
"Masyarakat yang mendapatkan kekerasan dan penganiayaan oleh oknum petugas keamanan harus segera melaporkannya ke pihak Komnas HAM," tegasnya. Ia juga mengimbau setiap ketua BEM untuk proaktif mengevaluasi dan mendata korban kekerasan dari kalangan mahasiswa atau masyarakat.
Prof. Sutan Nasomal menilai, hampir di semua daerah terjadi aksi demo yang diwarnai kekerasan oleh oknum petugas keamanan. Ia bahkan menyarankan agar ketua BEM bekerja sama dengan LSM untuk membuka posko pengaduan masyarakat.
Daftar Korban Jiwa: Darah Rakyat Tumpah di Jalanan
Situasi semakin memprihatinkan dengan belum adanya data pasti mengenai jumlah korban meninggal dunia dan yang masih dirawat di rumah sakit akibat kekerasan dalam aksi demo ini. Namun, beberapa nama korban jiwa telah teridentifikasi, menambah daftar panjang tragedi kemanusiaan:
1. Affan Kurniawan: Driver ojek online, tewas dilindas kendaraan taktis Brimob di Jakarta Pusat (28/8).
2. Saiful Akbar (46): Plt Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, meninggal di RS Grestelina setelah kebakaran gedung DPRD Makassar (29/8).
3. Muhammad Akbar Basri (Abay): Staf Humas DPRD Makassar, meninggal di lokasi kebakaran gedung DPRD (29/8).
4. Sarina Wati (26): Staf DPRD Makassar, meninggal akibat kebakaran gedung DPRD.
5. Rusdamiansyah (Dandi) (25): Driver ojek online, tewas dianiaya saat demo ricuh di Makassar setelah dituduh intelijen.
6. Rheza Sendy Pratama: Mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, meninggal dalam kericuhan di depan Markas Polda DIY (31/8).
7. Sumari (60): Tukang becak, meninggal di tengah bentrokan aparat dan massa di Solo (29/8).
"Bila Komnas HAM bungkam, maka pihak LSM atau LBH bisa membuka posko pengaduan untuk diinvestigasi kembali bekerja sama dengan masing-masing Ketua BEM," kata Prof. Sutan Nasomal. Ia bahkan menyarankan agar "rapor merah" oknum petugas keamanan yang melakukan tindakan kekerasan diumumkan secara detil di semua media nasional.
"Apalagi tuntutan mahasiswa dan masyarakat bahwa hukum jangan tajam ke bawah dan tumpul ke atas," pungkasnya, menegaskan bahwa aksi demo ini adalah wujud cinta dan kepedulian mahasiswa terhadap negara, serta kritik dan nasihat agar pemerintah tidak mengorbankan masyarakat demi segelintir kelompok.
Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH, MH kembali memohon bantuan LSM dan LBH untuk mendata korban yang ditangkap, meninggal, atau dirawat akibat cedera berat.
Tim
0 Komentar