Mamuju Tipikornews.id - Hari kesepuluh bulan suci ramadan 2024 menjadi berkah tersendiri bagi Pemprov Sulbar.
Kantor gubernur Sulbar yang mengalami kerusakan sejak 15 Januari 2021 usai diporakporandakan gempa bumi yang maha dahsyat, akhirnya kembali beroperasi setelah pembangunan selama kurang lebih tiga tahun lamanya.
Hal itu disampaikan Pj Gubernur Sulbar, Prof Zudan Arif Fakrulloh, saat diwawancarai wartawan usai melakukan soft launching gedung kantor gubernur yang baru, Kamis, 21 Maret 2024.
"Hari ini, hari kesepuluh bulan ramadan 2024. Ini menjadi hari yang penuh berkah setelah tiga tahun kantor gubernur itu tidak kita punya. Hari ini kita berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo, Mentri PUPR, Mendagri, yang sudah memberikan sumbangan bangunan ini seharga kurang lebih 118 miliar," kata Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Sestama BNPP itu pun berharap, kantor gubernur Sulbar baru yang dibangun dengan konsep smart office dan green building dapat meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Sulbar.
"Nah, di gedung ini yang kurang lebih luasnya 9000 meter persegi akan sangat bermanfaat, akan menjadi gedung utama untuk tata kelola pemerintahan kita, termasuk nanti data center, ruang rapat, aula, ballroom, itu ada disini ruang serbaguna. Ini kita optimalkan untuk kepentingan Sulbar, termasuk bagaimana satu data kita kelola disini untuk membangun digitalisasi," ujarnya.
Untuk tanggap bencana, Pj Gubernur Sulbar, Prof Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan, pihaknya sudah memiliki alat deteksi dan peringatan dini bencana alam, seperti gempa bumi. Bahkan, pihaknya sudah melakukan beberapa kali latihan mitigasi tanggap bencana.
"Kita sudah empat kali latihan, simulasi, mudah-mudahan terus menerus, bahkan tiap bulan kita latihan seperti itu untuk mitigasi tanggap bencana," ungkap Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Pada kesempatan yang sama, Sekprov Sulbar, Muhammad Idris menjelaskan, gedung baru kantor gubernur memiliki keistimewaan dan keunggulan.
"Jadi, ini kalau kita lihat dari persyaratan konstruksi yang dibangun di gedung ini, luar biasa. Misalnya jumlah tiang utama itu sebanyak 80 unit dengan kedalaman 21 meter. Jadi, dari segi konstruksi di daerah rawan gempa, ini insyaallah sudah sangat memadai dan kita disampaikan bahwa tidak ada kekhawatiran di konstruksi," tutur Muhammad Idris. (R***)
0 Komentar