Ia punya alasan kenapa ini harus diperjuangkan. Menurutnya, masyarakat berhak mendapatkan kesejahteraan sosial, kecerdasan dan keadilan konstitusional.
Dengan begitu, mereka akan merasakan sebuah perubahan,termasuk pada aspek ekonomi, pertanian, kesehatan dan di bidang lainnya.
”Bila memang menjadi kehendak Yang Maha Kuasa dan apa yang menjadi harapan saya dikabulkan, hak-hak masyarakat akan saya perjuangkan,” tegasnya.
Diakuinya, secara realitas sebuah perhelatan pesta demokrasi memang dinamika dan tantangannya sangat berat. Sementara dirinya sangat menginginkan pemilu berlangsung demokratis, jujur, dan bebas. Untuk itu, ketika bertemu dengan masyarakat, ia selalu menyampaikan untuk memilih pemimpin yang amanah dan jujur berdasarkan hati nurani.
”Faktanya saya mendengar dan melihat ada di antara masyarakat kita yang memang mengharapkan sesuatu. Namun saya menekankan dan mengajak mereka, mari mengantar pemilu ini berlangsung demokratis dengan memilih calon anggota dewan dengan cara bukan membeli suara.Hindari politik transaksional,” tandas Puang Anto.
Menurut dia, rakyat menjadi penentu pemimpin lima tahun ke depan. Karena itu, sekali lagi dia mengajak masyarakat untuk memilih presiden, wakil presiden, anggota legislatif dengan menggunakan hati nurari tanpa politik uang.
Politik uang Wani piro ada uang ada suara, kalau ini di pikiran kita percaya dan percaya kita akan selalu kecewa 100. 000. 200. 000 kita gadaikan untuk 5 tahun.
Puang Anto
"Saya ingin pesan silakan kalau ada orang berbayar suara Silakan ambil tapi, jangan jadikan itu sebagai patokan untuk kita memilih banyak orang-orang yang punya niat besar banyak orang-orang yang punya kepedulian besar untuk rakyat ini ,
Tapi tidak punya uang kita lebih mementingkan orang di luar yang kita tidak pernah kenal tidak pernah kita lihat tapi karena uang duluan yang datang kepada kita ,kita pilih dia 500. 000 kita korban 5 tahun, semua orang mau uang, saya juga mau uang tapi, saya hanya minta satu Jangan di jadikan itu alasan untuk milih orang supaya Pemilu kita berhasil memilih orang yang benar-benar bisa mewakili kita "imbuhnya
Lanjut lagi
"Siapapun dia, dari partai apapun dia,silahkan kasih pelajaran orang-orang yang selalu memandang enteng rakyat, dengan uangnya banyak"katanya
Karena ,banyak sekali orang yang pandang enteng rakyat dengan uannya ,dia bilang ah tidak usah Ndak perlu ketemu rakyat untuk apa susah-susah mau ke sana kemari panas-panas nanti sudah dekat-dekat kirimkan amplop selesai 5 tahun kita minta ada masalah kita kita hubungi Apa dia bilang minta maaf suaramu saya sudah bayar itu yang kita alami dari tahun ke tahun dari Pemilu ke Pemilu Kenapa karena kita terlalu murah menjual suara kita pesan saya ini tapi ini pesan moral sebagai seorang anak bangsa yang ingin melihat Indonesia ini menjadi lebih maju Mari kita jadikan pemilu 2004 Pemilu yang cerdas jangan lagi mau dipandang orang-orang yang hanya mengandalkan uangnya.
lanjutnya lagi,
Ia mengatakan kita harus berkomitmen untuk memilih pemimpin yang amanah, jujur dan tidak mengkhianati apa yang menjadi hak-hak konstitusionalnya.
Sebagai persiapan menuju kursi Senayan,
Puang Anto telah membentuk tim pemenangan di kabupaten -kabupaten pada wilayah dapilnya,
Mulai dari koordinator kecamatan hingga desa. Kepada mereka disampaikan tentang perspektif ilmu demokrasi, mengajak serta meyakinkan mereka, baik kepada saudara, tetangga, dan keluarga bahwa saatnya memilih pemimpin yang amanah, jujur dan adil. Tidak meminta sesuatu.
”Sekarang ini kita tidak ingin menciderai pemilu. Konteknya sekarang adalah rakyat yang berdaulat dan menentukan. Gunakanlah hak itu di panggung di demokrasi ini yang baik dan berkeadilan, supaya nanti bisa menikmati hasilnya,”
tandas Puang Anto.
Pencerahan seperti ini, kata dia, harus disampaikan untuk mencoba memperbaiki pemilu demokratis, berjuang bersama gagasan-gagasan dan ide-ide.
Dengan begitu, bisa mengantarkan diri ke pintu DPR RI melalui cara yang baik, akuntabel, profesional dan berkeadilan. Ujungnya akan kembali kepada masyarakat.
Apa yang menjadi harapan mereka akan bisa diwujudkan cepat atau lambat.**
0 Komentar