Tipikornews.com Medan – PT Antar Lintas Sumatera (ALS), perusahaan otobus raksasa lintas Sumatera, kini berada di ujung tanduk. Dugaan penelantaran penumpang hingga meninggal dunia memicu badai kecaman dari berbagai pihak. Keluarga korban dan LSM TKN Kompas Nusantara berteriak lantang menuntut keadilan, bahkan menyerukan pencabutan izin operasi perusahaan.
Tragedi bermula pada Jumat malam, 10 Oktober 2025, di Solok, Sumatera Barat. Seorang penumpang bus ALS rute Jakarta-Medan meregang nyawa setelah diduga sesak napas akibat ulah sopir yang seenaknya merokok di dalam bus ber-AC. Ironisnya, korban telah berupaya menahan sakit hingga akhirnya diturunkan begitu saja di pinggir jalan.
"Almarhum itu punya tiket resmi! PT ALS seharusnya bertanggung jawab penuh atas keselamatan penumpangnya. Ini bukan soal ayam atau kambing, ini soal nyawa manusia!" geram anak korban dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di Medan.
Tas Diobrak-abrik, Barang Berharga Raib!
Penderitaan keluarga korban tak berhenti di situ. Saat hendak mengambil barang-barang almarhum di loket PT ALS Medan, mereka mendapati tas telah diobrak-abrik dan sejumlah barang berharga raib, termasuk sepatu baru untuk cucu korban.
"Sudah nyawa melayang, barang pun dicuri! Di mana hati nurani kalian?!" teriak seorang anggota keluarga dengan nada histeris.
Sopir Arogan, Manajemen Cuci Tangan!
Dalam pertemuan yang difasilitasi LSM TKN Kompas Nusantara, sopir bus dengan enteng mengakui kebiasaannya merokok di dalam bus ber-AC. Pihak manajemen PT ALS, alih-alih bertanggung jawab, justru menyatakan bahwa insiden tersebut adalah urusan pribadi pemilik bus.
Pernyataan ini sontak memicu amarah Adi Warman Lubis, Ketua Umum LSM TKN Kompas Nusantara sekaligus Ketua Umum Pagar UNRI Prabowo Gibran untuk Negara Republik Indonesia.
"Ini penghinaan! PT ALS jangan cuci tangan! Korban beli tiket ALS, naik bus ALS, meninggal di perjalanan, barang hilang, lalu kalian bilang bukan tanggung jawab?! Ini akal sehat macam apa?!"
Kemenhub dan Polisi Diminta Turun Tangan!
Adi Warman Lubis menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Ia mendesak Kementerian Perhubungan dan aparat kepolisian untuk segera turun tangan mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas kepada PT ALS.
"Kami minta izin PT ALS dicabut! Perusahaan yang tidak becus menjaga keselamatan penumpang tidak pantas beroperasi! Jangan sampai ada korban lain berjatuhan!"
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi industri transportasi di Indonesia. Masyarakat menuntut adanya perbaikan sistem dan pengawasan yang ketat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
(Bara Makassar)

0 Komentar