Tipikornews.com Simalungun, Sumatera Utara – Kecaman keras membahana di Kabupaten Simalungun. Praktik perjudian togel bukan hanya marak, tetapi juga terang-terangan beroperasi di hampir seluruh kecamatan, bahkan di depan mata aparat penegak hukum (APH).
Warga geram atas dugaan pembiaran dan bahkan perlindungan terhadap bandar besar berinisial ISMAL yang menguasai wilayah sektor Bangun.
“Ini bukan lagi sekadar perjudian, ini sudah menjadi kejahatan terorganisir yang merusak generasi muda!” teriak Budi, warga Serapuh, Kecamatan Gunung Malela, mewakili kemarahan masyarakat. Ia menuding APH “tutup mata” terhadap lapak-lapak togel yang beroperasi secara terang-terangan, bahkan berdekatan dengan kantor polisi, koramil, kejaksaan, dan lapas.
Bukan hanya di Gunung Malela dan Siantar Gunung Maligas, praktik serupa juga terjadi di Perdagangan, di sekitar puskesmas dan lokasi-lokasi strategis lainnya.
Warga mempertanyakan komitmen APH dalam memberantas perjudian, mencurigai adanya oknum yang melindungi bisnis haram ini.
Bandar ISMAL, yang diduga sebagai dalang di balik jaringan perjudian ini, masih berkeliaran bebas. Meskipun polisi telah menangkap beberapa pengecer dan pengepul, bandar utama dan kaki tangannya, termasuk IP alias NNG di Bandar Masilam, masih beroperasi tanpa hambatan.
Nama-nama lain seperti Em, RN, PJI, AN, RN, MDO, dan AS juga disebut-sebut sebagai bagian dari jaringan ISMAL.
Di wilayah hukum Polsek Perdagangan, situasi semakin memprihatinkan.
Praktik togel merambah ke permukiman, dengan nama-nama seperti PS, MS, HS, KS, TS, GP, MH, BBO, LMD, dan banyak lagi.
Bahkan, terdapat dugaan keterlibatan oknum aparat berinisial BDI J yang diduga menjadi beking jaringan ini, dengan omset ratusan juta setiap putaran.
“Kami menuntut tindakan tegas dan nyata dari kepolisian! Tindak tegas bandar ISMAL dan seluruh jaringannya, ungkap seluruh oknum yang terlibat, dan bersihkan Simalungun dari praktik judi togel yang merusak ini!” desak warga.
Ketidaktegasan APH hanya akan semakin menebalkan kecurigaan dan memperparah kemarahan masyarakat. Warga mengancam akan melakukan aksi lebih besar jika tuntutan mereka diabaikan.
S Hadi Purba
0 Komentar