Tipikornews.com Jakarta — 16 Juli 2025 Perkara hukum kasus penipuan investasi berkedok robot trading Net89 memasuki babak akhir. Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar) akhirnya menjatuhkan putusan teroqmtahcqadap terdakwa dalam kasus yang telah merugikan ribuan korban dengan nilai kerugian mencapai triliunan rupiah.
Putusan tersebut mendapat apresiasi dari tim kuasa hukum terdakwa yang menilai vonis tersebut sebagai bentuk keadilan yang profesional dan transparan. Tim kuasa hukum HRY & Partners, yang terdiri dari Herry Yap, S.H., C.C.L., CPLA, Tarsisius Teren Utomo, S.H., Friend Kasih, S.H., CPLA, Kartika Christiani, S.H., dan Gunawan Situmorang, S.H., CPLA, menyampaikan terima kasih kepada PN Jakbar dan Kejari Jakbar atas integritas dalam menangani perkara ini.
“Terima kasih atas profesionalisme pejabat PN Jakbar, Kejaksaan Agung, dan Kejari Jakbar dalam memutuskan perkara robot trading Net89. Putusan ini mencerminkan keadilan yang proporsional, menjunjung tinggi prinsip transparansi,” ujar Herry Yap dalam keterangan tertulis kepada redaksi Infokasus, Rabu (16/7/2025).
Namun demikian, tim kuasa hukum juga menegaskan bahwa hingga kini pelaku utama dalam kasus ini masih berstatus buron (DPO). Mereka meminta aparat penegak hukum untuk segera menangkap aktor intelektual di balik skema penipuan yang telah menjerat ribuan orang tersebut.
“Kami berharap penegak hukum tidak berhenti sampai di sini. Tangkap dalang utama kasus Net89 yang hingga kini masih DPO. Jangan biarkan korban terus dirugikan, sementara pelaku utama belum tersentuh hukum,” tegas Herry.
Sebagai penutup, Herry menyampaikan harapannya agar lembaga peradilan ke depan semakin independen, bebas dari tekanan dan intervensi, serta mampu menjadi benteng keadilan yang dipercaya masyarakat.
“Semoga ke depan citra lembaga peradilan semakin bersih, adil, dan tidak mudah diintervensi. Putusan hukum yang adil adalah pondasi kepercayaan publik,” tutupnya.
Tentang Kasus Net89
Kasus Net89 mencuat sebagai skandal investasi ilegal berbasis skema robot trading yang menawarkan keuntungan tidak wajar. Ribuan investor menjadi korban penipuan berkedok digital finance ini, dengan estimasi kerugian mencapai triliunan rupiah. Proses hukum masih berjalan, dengan sebagian terdakwa telah divonis dan aktor utama masih diburu pihak berwenang.
Rudolf
0 Komentar