
"Sampai saat ini tidak terjadi peningkatan aktivitas di Gunung Agung," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (6/8).
Selain itu, Gunung Rinjani pun belum menunjukkan aktivitasnya pasca gempa tersebut karena masih tertutup oleh gempa-gempa susulan. Namun, pihaknya akan tetap memantau setiap saat.
Kasbani mengungkapkan, dari hasil pemantauan di lapangan, gempa ini telah menimbulkan longsor di Lombok Timur dan Lombok Utara. Sebelumnya pada 29 Juli 2018 lalu juga terjadi longsor terutama di jalur pendakian di puncak gunung Rinjani.
"Kita harus meningkatkan kewaspadaan terkait dengan kejadian gempa bumi itu sendiri karena menyebabkan rumah retak-retak bahkan hancur," ungkapnya
Potensi longsor terutama di jalur pendakian mengalami retak-retak dengan kejadian gempa tersebut maka akan berpotensi terjadi longsor susulan. Apalagi terjadi musim hujan maka retakan ini akan terisi air yang akan menimbulkan longsor susulan.
Kasbani juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pendakian di jalur rawan longsor sampai mendapatkan informasi yang dilengkapi dengan data-data dari hasil penelitian dari perugas BMKG. Meski demikian, diharapkan masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempatdengan mengikuti berbagai informasi yang benar.
Selain itu, warga juga harus waspada akan terjadinya gempa susulan. Ia meminta agar warga tidak tinggal didalamnya sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. "Tentunya masyarakat harus tetap waspada karena gempa ini akan diikuti gempa susulan meskipun getaranya lebih kecil," pungkasnya. (tn/h.prov.jbr)
0 Komentar